DONOR DARAH
Donor darah merupakan proses pengambilan darah seseorang secara sukarela untuk di simpan di bank darah atau bisa di PMI sebagai stok darah,kemudian digunakan tranfusi darah untuk orang yang membutuhkan darah tersebut. Melakukan donor darah sangat aman dan tidak berbahaya, tetapi perlu diperhatikan bahwa beberapa pendonor akan merasakan efek samping donor darah.
Efek samping donor darah yang terjadi pada umumnya yaitu, adanya memar di daerah bekas suntikan yang menimbulkan rasa nyeri, kunang - kunang ataupun bisa pingsan. Selain untuk mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, darah masih memiliki banyak fungsi penting lainnya. Misalnya, mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh, mengatur dan mengontrol temperatur tubuh, hingga mengatur distribusi hormon.
Nah, sudah kebanyangkan apa jadinya bila tubuh seseorang kekurangan darah karena berbagai sebab? Tak diragukan lagi, donor darah memang dapat menyelamatkan nyawa tiap orang yang membutuhkannya. Oleh sebab itu, agar stok darah tetap tersedia, maka orang yang sehat tak perlu ragu untuk mendonorkan darahnya.
Lalu syarat-syarat nya donor darah apa saja ya? untuk syarat-syarat nya yaitu,
1. Usia harus 17-60 tahun, tidak boleh kurang dari 17 tahun dan tidak boleh lebih dari 60 tahun.
2. Kondisi tubuhnya harus benar-benar sehat baik sehat jasmani maupun rohani.
3. Memiliki berat badan dengan minimal 45 Kilogram.
4. Tekanan darah harus normal tidak boleh melebihi batas normal yaitu 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik.
5.Kadar haemoglobin 12,5g% s/d 17,0g%
6.Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun)
Adapun beberapa orang-orang yang tidak boleh donor darah yaitu :
1. Orang yang mengidap hipertensi.
Tekanan darah yang normal merupakan salah satu syarat penting yang perlu dipenuhi calon pendonor. Itulah sebabnya, orang yang mengidap hipertensi tidak diperkenankan mendonorkan darahnya.
2. Orang yang berat badannya kurang dari 45 kilogram.
Jumlah darah dalam tubuh seseorang sesuai dengan proporsi berat dan tinggi badannya. Orang yang memiliki berat badan terlalu ringan atau kurang dari 45 kg dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit, sehingga dikhawatirkan tidak bisa menoleransi pengambilan darah saat proses donor darah. Selain itu, orang dengan berat badan kurang dari 45 kg juga lebih berisiko mengalami anemia.
3.Orang yang Mengidap Hepatitis B dan C.
Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), Orang yang mengidap atau memiliki riwayat hepatitis B dan C juga tidak diperbolehkan untuk melakukan donor darah. Sebab, kedua jenis hepatitis tersebut dapat menular melalui darah. Bahkan meski sudah dinyatakan sembuh, mereka tetap tidak boleh melakukan donor darah.
4.Mempunyai penyakit jantung dan paru paru.
5.Menderita kanker.
6.Menderita kencing manis (diabetes militus).
7.Memiliki kecenderungan perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya.
8. Mengidap sifilis.
Sipilis merupakan salah satu penyakit yang menular ke orang lain. Penyakit sipilis ini disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk dan menginfeksi seseorang melalui luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut
9.Ketergantungan Narkoba
10.Mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS.
Beberapa yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan donor darah :
1.Tidur minimal 4 jam sebelum donor.
2. Makanlah 3 - 4 jam sebelum menyumbangkan darah. Jangan menyumbangkan darah dengan perut kosong.
3.Minum lebih banyak dari biasanya pada hari mendonorkan darah (paling sedikit 3 gelas)
4.Setelah donor beristirahat paling sedikit 10 menit sambil menikmati makanan donor, sebelum kembali beraktifitas.
5.Kembali bekerja setelah donor darah tidak berbahaya untuk kesehatan.
6.Untuk menghindari bengkak di lokasi bekas jarum, hindari mengangkat benda berat.
7.Banyak minum sampai 72 jam ke depan untuk mengembalikan stamina.
Lalu apasih keuntungan dari donor darah? Nah untuk keuntungan yang lebih jauh lagi, penelitian pun membuktikan berbagai manfaat donor darah terhadap kesehatan, apalagi jika dilakukan secara rutin (dengan jarak minimal 3 bulan).Rajin mendonorkan darah kira-kira mampu menurunkan risiko serangan jantung hingga 88% . Enggak cuma itu loh, mendonorkan darah pun juga bisa meminimalkan risiko kanker, stroke, dan serangan jantung. Bisa jadi kesadaran masyarakat untuk menjadi pendonor sukarela masih rendah. Padahal, banyak sekali manfaat rutin donor darah bagi kesehatan pendonornya.
Mental Health Foundation menyebut, donor darah dapat mengurangi stres, meningkatkan persepsi terhadap keadaan emosional yang meliputi kepuasan hidup dan kebahagiaan hidup (emotional well-being), baik untuk kesehatan tubuh, membantu menyingkirkan perasaan negatif, menciptakan rasa saling memiliki dan mengurangi perasaan kesepian (isolation).
#1. Menjaga kesehatan jantung.
Menurut dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter, pada darah terdapat zat besi. “Zat ini memengaruhi kekentalan darah. Kadar zat besi yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kekentalan darah dan mempercepat proses oksidasi dari kolesterol,” jelasnya.Lebih lanjut lagi, proses oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang Anda terkena serangan jantung dan stroke. Saat Anda rutin donor darah, maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil, yang ini artinya ini dapat menurunkan risiko penyakit jantung.Manfaat tersebut pun terbukti lewat penelitian yang dipublikasikan di “American Journal of Epidemiology”.
#2. Meningkatkan produksi sel darah merah.
Ketika ditanya apakah ingin menyumbangkan darah, tak sedikit orang yang takut bahwa sel darah merahnya berkurang. Tak perlu panik, “Setelah melakukan donor darah, tubuh (lewat sumsum tulang belakang) akan bekerja untuk mengganti kehilangan darah yang terjadi. Donor darah akan menstimulasi produksi sel darah merah yang baru, sehingga membantu menjaga kesehatan tubuh Anda,” ungkap dr. Nitish.
#3.Usir hipertensi.
Saat Anda donor darah, sejumlah ferritin dari tubuh akan keluar bersama dengan darah yang didonorkan, sehingga kadar ferritin dalam tubuh pendonor pun berkurang. Kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, kadar ferritin yang sedikit ini akan mengurangi stres oksidatif, sehingga mengurangi berbagai gejala sindrom metabolik.Manfaat ini pun sejalan dengan hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal “BMC Medicine”. Sekelompok pasien dengan sindrom metabolik yang menjalani donor darah mengalami penurunan tekanan darah setidaknya 6 minggu setelah donor darah. Tak hanya itu, kadar gula darah dilaporkan berkurang secara signifikan.
#4.Menurunkan risiko kanker.
Ini berkaitan dengan kemampuan donor dalah dalam menjaga kadar zat besi agar tetap berada pada batas normal dalam darah. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam “Journal of the National Cancer Institute Volume 100”, orang-orang yang rutin donor darah mengalami penurunan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker hati, usus besar, paru, esofagus, dan perut.
#5.Hidup lebih lama.
Membantu sesama (yang salah satunya adalah dengan donor darah sukarela) adalah salah satu cara untuk bisa hidup lebih lama. Menurut sebuah penelitian di jurnal “Health Psychology”, orang-orang yang mengajukan diri secara sukarela dengan alasan altruistik (menolong tanpa mengharap imbalan atau tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri), ditemukan secara signifikan menurunkan risiko kematian selama 4 tahun ke depan dibandingkan mereka yang mengajukan diri demi kepentingan mereka sendiri.
So apa yang anda pikirkan, ayok donor darah! Salam sehat untuk kalian semua
by : Berlinda Delasari Purnomo
Widia Rahmawati
Komentar
Posting Komentar